SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Kepala Inspektorat Daerah Solo, Bambang Santosa W membeberkan hasil temuan Inspektorat dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang mematahkan dugaan korupsi Walikota Solo, seperti diungkapkan Komite Penyelidikan dan Pemberantasan Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KP2KKN) Jawa Tengah.

Audit Inspektorat dan BPKP terkait hal itu sama-sama dilakukan pada tahun 2006. Berdasarkan hasil tersebut, BPKP menemukan proyek pembangunan Pasar Klithikan Notoharjo tidak merugikan kas daerah. Bahkan, pembangunan pasar yang ditangani pihak ketiga, PT Surya Bayu Sejahtera, itu memberi kelebihan dari segi volume bangunan senilai Rp 381,95 juta.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

Senada, temuan Inspektorat menyebut, pembangunan pasar dengan anggaran Rp 9,915 miliar, memberi kelebihan volume bangunan sampai Rp 424,78 juta. Atas dasar itu, Bambang menandaskan tidak ada bukti apapun yang mendukung tudingan korupsi atas pembangunan Pasar Klithikan.

“Mana mungkin korupsi, jika pembangunannya saja memberi kelebihan dalam hal volume bangunan. Versi audit BPKP, kelebihan volume bangunan senilai Rp 381,95 juta,” tegas Bambang, saat jumpa pers di hadapan wartawan, di Balaikota, Senin (1/3).

Selain mengenai produk akhir pembangunan pasar, Bambang juga menandaskan prosedur sebelum dimulainya pembangunan Pasar Klithikan Notoharjo juga telah dilakoni dengan benar. Ketika itu, dia menambahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo telah melakukan tahapan lelang sesuai ketentuan perundangan berlaku.

Terkait dugaan korupsi dana Persis, Bambang juga menyebut sejauh ini pihaknya tidak menemukan ada indikasi itu.

Sementara itu, Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi), ditemui di Balaikota, sebelum jumpa pers, kembali menegaskan dugaan keterlibatan dirinya akan dijelaskan secara lengkap oleh Inspektorat. Dalam kesempatan itu, kendati tidak memberikan pernyataan tegas, Jokowi berkali-kali menyinggung mengenai kemungkinan adanya pihak-pihak yang hendak menghambat langkahnya dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Solo, April mendatang.

“Ingin mengganjal, njegal, dan lain-lain, jelang Pemilu itu biasa,” ujar dia. Jokowi sendiri mengelak dikatakan mencurigai ada pihak yang hendak menjegal dirinya. Namun, dia mengimbau kepada pihak-pihak yang terlibat dalam Pilkada, memberikan pembelajaran yang baik di hadapan masyarakat Solo.

tsa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya