SOLOPOS.COM - Pelaksanaan debat publik di Gedung Sasana Manggala Sukowati Sragen dengan menghadirkan pasangan calon tunggal Yuni-Suroto dan lima panelis, Kamis (19/11/2020). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sragen mengklaim sudah sosialisasi kepada jajaran pemerintahan dan penyelenggara pemilihan kepala daerah (pilkada) di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan untuk menonton debat publik pendalaman visi misi calon bupati-calon wakil bupati (cabup-cawabup) secara live di televisi dan saluran milik KPU Sragen.

Penjelasan itu disampaikan Ketua KPU Sragen Minarso untuk menjawab minimnya akses masyarakat untuk menonton tayangan debat publik itu, yakni kurang dari 1% dari daftar pemilih tetap (DPT).

Promosi Isra Mikraj, Mukjizat Nabi yang Tak Dipercayai Kaum Empiris Sekuler

Minarso tak menjawab terkait dengan pembatasan awak media massa yang tidak boleh masuk gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen yang menjadi tempat penyelenggaraan debat publik itu.

“Maaf, kalau kami tidak perhatian terhadap media. Untuk sosialisasi, kami sudah menyuruh PPK [Panitia Pemilihan Kecamatan] dan PPS [Panitia Pemungutan Suara] untuk menonton debat publik lewat saluran KPU. Di jalur pemerintahan, kami sudah berkirim surat ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen agar jajarannya bisa menonton debat publik itu. Surat senada juga kami kirimkan ke Kantor Kementerian Agama Sragen supaya menginformasikan kegiatan debat itu. Untuk televisinya ada channel-nya di televisi,” ujarnya.

Angka Partisipasi Pemilih

Minarso mengatakan KPU sudah mensosialisasikan debat lewat jalur pemerintah, Kemenag, dan penyelenggara. Dia akan melihat setelah pemungutan, angka partisipasi pemilih naik atau tidak.

Diberitakan, debat publik calon bupati-calon wakil bupati (cabup-cawabup) Pilkada Sragen digelar KPU Sragen dengan penuh keterbatasan. Jumlah warga yang bisa masuk ke Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen dibatasi dengan pertimbangan pencegahan Covid-19.

Bahkan tidak semua wartawan boleh masuk gedung. Debat publik itu hanya bisa diakses masyarakat lewat tayangan televisi, radio, Youtube, Facebook, dan Instagram. Hingga pukul 12.00 WIB, jumlah netizen yang melihat tayangan di Youtube hanya sebanyak 629 orang penonton dengan 37 netizen yang memberi acungan jempol. Jumlah ini tidak ada 1% dari jumlah pemilih yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang sebanyak 745.665 orang.

Salah seorang panelis debat yang juga pengamat politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Agus Riewanto, mengatakan debat publik ini menjadi media komprehensif bagi masyarakat untuk mengetahui gagasan calon secara utuh.

“Informasi di debat ini diharapkan bisa mempengaruhi pemilih untuk menentukan pilihan. Kalau partisipasi pemilih berbeda-beda itu lain. Yang jelas berapa yang akses debat publik ini juga jadi masalah. Teknologi informasi tidak semua bisa mengakses. Mestinya media massa bisa masuk semua karena namanya debat publik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya