SOLOPOS.COM - Jokowi (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)
JAKARTA -— Kemenangan Jokowi-Ahok dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta akan menjadi benchmark bagi pemilihan presiden 2014 dan Pilkada di daerah lain selain menunjukkan kemenangan demokrasi dan akal sehat masyarakat pemilih.
Demikian disimpulkan dalam diskusi bertema Kejutan Pemilukada DKI Jakarta dan Harapan Baru yang digelar Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Jumat (21/9/2012). Turut menjadi nara sumber pada diskusi itu senator asal DKI Jakarta, AM Fatwa, Ketua Panitia Pengawas Pemilihan Umum DKI Jakarta, Ramdansyah, Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi School Government (SSSG), Fajroel Rachman serta pengamat komunikasi politik Gun Gun Heryanto.
“Pilkada DKI Jakarta akan menjadi benchmark di Pilkada tingkat daerah dan pemilihan umum nasional,” ujar Fajroel Rachman.
Menurutnya, kemenangan Jokowi telah memperlihatkan masyarakat tidak lagi terpengaruh oleh isu yang menggunakan suku, agama ras dan antar golongan (SARA). Dengan demikian, secara nasional maupun di tingkat daerah hal itu akan menjadi acuan sekaligus merupakan perkembangan yang menggembirakan secara demokrasi.
Hanya saja Fajroel mengkhawatirkan mesin birokrasi di pemerintah daerah DKI Jakarta bisa menjadi kendala utama bagi Joko Widodo itu untuk menjalankan pemerintahannya. Apalagi, ujarnya, birokrasi biasanya memiliki simpul-simpul kepentingan yang sulit untuk dihilangkan oleh seorang pejabat baru.
Senator DKI Jakarta AM Fatwa mengatakan hal terpenting bagi pemenang Pilkada DKI Jakarta saat ini adalah bagaimana menjaga harapan masyarakat yang telah memberikan kepercayaan kepada calon gubernur DKI tersebut. Menurutnya, Jokowi perlu membuat satu terobosan baru sebagai orang yang berasal dari luar wilayah Jakarta.
Fatwa menilai justru gubenur yang berasal dari luar Jakarta berpotensi untuk lebih berhasil. Dia merujuk pada keberhasilan Ali Sadikin yang sukses membangun Jakarta di berbagai sektor.
